Topografi
Studi
tentang bentuk permukaan bumi dan objek lain seperti planet, satelit alami (bulan
dan sebagainya), dan asteroid dapat disebut sebagai Topografi. Dalam pengertian
yang lebih luas, topografi tidak hanya mengenai bentuk permukaan saja, tetapi
juga vegetasi dan pengaruh manusia terhadap lingkungan, dan bahkan kebudayaan
lokal. Topografi umumnya menyuguhkan relief permukaan, model tiga dimensi, dan
identifikasi jenis lahan. Penggunaan kata topografi dimulai sejak zaman Yunani
kuno dan berlanjut hingga Romawi kuno, sebagai detail dari suatu tempat. Kata
itu datang dari kata Yunani, topos yang berarti tempat, dan graphia yang
berarti tulisan.
Objek
dari topografi adalah mengenai posisi suatu bagian dan secara umum menunjuk
pada koordinat secara horizontal seperti garis lintang dan garis bujur, dan
secara vertikal yaitu ketinggian. Mengidentifikasi jenis lahan juga termasuk
bagian dari objek studi ini. Studi topografi dilakukan dengan berbagai alasan,
diantaranya perencanaan militer dan eksplorasi geologi. Untuk kebutuhkan konstruksi
sipil, pekerjaan umum, dan proyek reklamasi membutuhkan studi topografi yang
lebih detail.
Suksesi
Suksesi
yaitu suatu proses perubahan yang berjalan sedikit demi sedikit dalam suatu
jangka waktu tertentu hingga terbentuk komunitas baru yang berbeda dengan
komunitas semula. Suksesi terjadi karena modifikasi lingkungan fisik dalam
komunitas atau ekosistem.
Akhir dari proses suksesi komunitas adalah terbntuknya suatu bentuk komuniitas klimaks. Komunitas klimaks adala komunitas terakhir dan stabil (tidak berubah) yang mencapai keseimbangan dengan lingkungannya. Komunitas klimaks ditandai dengan tercapainya keseimbangan yaitu suatu komunitas yang mampu mempertahankan kestabilan komponennya dan dapat bertahan dari berbagai perubahan dalam system secara keseluruhan.
Berdasarkan kondisi habitat pada awal suksesi, suksesi dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Suksesi primer
Akhir dari proses suksesi komunitas adalah terbntuknya suatu bentuk komuniitas klimaks. Komunitas klimaks adala komunitas terakhir dan stabil (tidak berubah) yang mencapai keseimbangan dengan lingkungannya. Komunitas klimaks ditandai dengan tercapainya keseimbangan yaitu suatu komunitas yang mampu mempertahankan kestabilan komponennya dan dapat bertahan dari berbagai perubahan dalam system secara keseluruhan.
Berdasarkan kondisi habitat pada awal suksesi, suksesi dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Suksesi primer
b.
Suksesi sekunder.
Komunitas
yang terdiri dari berbagai populasi bersifat dinamis dalam interaksinya yang
berarti dalam ekosistem mengalami perubahan sepanjang masa. Perkembangan
ekosistem menuju kedewasaan dan keseimbangan dikenal sebagai suksesi ekologis atau
suksesi.
Suksesi
terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau
ekosistem. Proses suksesi berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem
klimaks atau telah tercapai keadaan seimbang (homeostatis).
Di
alam ini terdapat dua macam suksesi, yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder.
1. Suksesi primer
1. Suksesi primer
Suksesi
primer terjadi bila komunitas asal terganggu. Gangguan ini mengakibatkan
hilangnya komunitas asal tersebut secara total sehingga di tempat komunitas
asal terbentuk habitat baru. Gangguan ini dapat terjadi secara alami, misalnya
tanah longsor, letusan gunung berapi, endapan Lumpur yang baru di muara sungai,
dan endapan pasir di pantai. Gangguan dapat pula karena perbuatan manusia
misalnya penambangan timah, batubara, dan minyak bumi. Contoh yang terdapat di Indonesia
adalah terbentuknya suksesi di Gunung Krakatau yang pernah meletus pada tahun
1883. Di daerah bekas letusan gunung Krakatau mula-mula muncul pioner berupa
lumut kerak (liken) serta tumbuhan lumut yang tahan terhadap penyinaran
matahari dan kekeringan. Tumbuhan perintis itu mulai mengadakan pelapukan pada
daerah permukaan lahan, sehingga terbentuk tanah sederhana. Bila tumbuhan
perintis mati maka akan mengundang datangnya pengurai. Zat yang terbentuk karma
aktivitas penguraian bercampur dengan hasil pelapukan lahan membentuk tanah
yang lebih kompleks susunannya. Dengan adanya tanah ini, biji yang datang dari
luar daerah dapat tumbuh dengan subur. Kemudian rumput yang tahan kekeringan
tumbuh. Bersamaan dengan itu tumbuhan herba pun tumbuh menggantikan tanaman
pioner dengan menaunginya. Kondisi demikian tidak menjadikan pioner subur tapi
sebaliknya.
Sementara
itu, rumput dan belukar dengan akarnya yang kuat terns mengadakan pelapukan
lahan.Bagian tumbuhan yang mati diuraikan oleh jamur sehingga keadaan tanah
menjadi lebih tebal. Kemudian semak tumbuh. Tumbuhan semak menaungi rumput dan
belukar maka terjadilah kompetisi. Lama kelamaan semak menjadi dominan kemudian
pohon mendesak tumbuhan belukar sehingga terbentuklah hutan. Saat itulah
ekosistem disebut mencapai kesetimbangan atau dikatakan ekosistem mencapai
klimaks, yakni perubahan yang terjadi sangat kecil sehingga tidak banyak
mengubah ekosistem itu.
2.
Suksesi Sekunder
Suksesi
sekunder terjadi bila suatu komunitas mengalami gangguan, baik secara alami
maupun buatan. Gangguan tersebut tidak merusak total tempat tumbuh organisme
sehingga dalam komunitas tersebut substrat lama dan kehidupan masih ada.
Contohnya, gangguan alami misalnya banjir, gelombang taut, kebakaran, angin
kencang, dan gangguan buatan seperti penebangan hutan dan pembakaran padang
rumput dengan sengaja.
Contoh
komunitas yang menimbulkan suksesi di Indonesia antara lain tegalan-tegalan,
padang alang-alang, belukar bekas ladang, dan kebun karet yang ditinggalkan tak
terurus.
Share it to your friends..!
Posting Komentar