Dalam sistem agroforestri terdapat interaksi ekologis
dan ekonomis antara komponen-komponen yang berbeda. Agroforestri ditujukan
untuk memaksimalkan penggunaan energi matahari, meminimalkan hilangnya unsur
hara di dalam sistem, mengoptimalkan efesiensi penggunaan air dan meminimalkan
runoff serta erosi. Dengan demikian mempertahankan manfaat-manfaat yang dapat
diberikan oleh tumbuhan berkayu tahunan (perennial) setara dengan tanaman
pertanian kon- vensional dan juga memaksimalkan keuntungan keseluruhan yang
dihasilkan dari lahan sekaligus mengkonservasi dan menjaganya.
Menurut Young dalam Suprayogo et al (2003) ada empat keuntungan
terhadap tanah yang diperoleh melalui penerapan agroforestri antara lain
adalah:
- memperbaiki kesuburan tanah,
- menekan terjadinya erosi
- mencegah perkembangan hama dan penyakit,
- menekan populasi gulma.
Peran utama agroforestri dalam mempertahankan kesuburan tanah,
antara lain melalui empat mekanisme:
- mempertahankan kandungan bahan organik tanah,
- mengurangi kehilangan hara ke lapisan tanah bawah,
- menambah N dari hasil penambatan N bebas dari udara,
- memperbaiki sifat fisik tanah,
Teknik konservasi tanah dan air pada daerah berlereng
dilakukan dengan pembuatan terasering atau melakukan penanaman mengikuti garis
kontur di dalam lorong dengan menggunakan tanaman penyangga berupa campuran
tanaman tahunan (perkebunan, buah-buahan, polong-polongan dan tanaman industri)
sayuran dan rumput untuk pakan ternak.
Sistem penamaman agroforestri pada daerah berlereng
dapat menggunakan Sistem Sloping Agricultural Land Technology (SALT), suatu
bentuk Alley Cropping (tanaman lorong). Sistem SALT diselenggarakan dalam suatu
proyek di Mindanao Baptist Rural Life Center Davao Del Sur. Dalam proyek ini, dapat
ditunjukkan bahwa cara bercocok tanam dan pengaturan letak tanaman, terutama di
daerah berlereng, sangat berperan dalam konservasi tanah dan air, serta
produksi hasil pertaniannya. Penggunaan mulsa lamtoro (Leucaena leucocephala)
dapat meningkatkan kesuburan tanah dan pendapatan petani, sedangkan bahaya
erosi dapat diperkecil. Pendapatan para petani dapat meningkat dua kali setelah
mengikuti semua aturan yang ditentukan selama empat tahun.
Pokok-pokok aturan dalam penyelenggaraan SALT adalah sebagai berikut :
Pokok-pokok aturan dalam penyelenggaraan SALT adalah sebagai berikut :
- Penanaman lamtoro dua baris pada tanah yang telah diolah secara baik, dengan antara 0,5 meter. Setelah tingginya 3 - 4 meter dipangkas satu meter di atas tanah. Daun dan ranting lamtoro diletakkan di bawah tanaman tahunan atau areal / lajur tanaman pangan.
- Jarak barisan tanaman lamtoro 4 - 6 meter, tergantung pada kemiringan lahan.
- Tanaman keras ditanam bersamaan dengan lamtoro dengan cara cemplongan, jarak 4 - 7 meter.
- Tanaman pangan dimulai setelah batang lamtoro sebesar jari. Pengolahan tanah untuk tanaman pangan dilakukan pada lajur/ lorong yang berselang-seling dengan lajur tanaman keras atau lajur yang tidak diolah.
Share it to your friends..!
+ komentar + 1 komentar
uar bisa infonya mas, saya baru tahu sebagai mahasiswa pertanian adanya teknik seperti ini.
kujungi juga web saya mas di : http://www.amazinginformation.xyz/
membahas tentang pertanian juga
Posting Komentar